Jumat malam, 1 Agustus 2025, Pendopo Rumah Jabatan Bupati menjadi tempat pelaksanaan salah satu tradisi adat suku Bugis yang penuh makna, yaitu Mattopang Badik prosesi penyucian pusaka badik yang merupakan simbol kehormatan, keberanian, dan kearifan leluhur.
Acara ini diselenggarakan sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan budaya, sekaligus ungkapan kecintaan terhadap adat dan tradisi kehidupan di tengah masyarakat. Tradisi seperti Mattopang Badik bukan seremoni simbolik, tetapi warisan spiritual dan budaya yang perlu dirawat, dihidupkan, dan diwariskan.
Prosesi adat Mattopang Badik ini dipimpin secara langsung oleh Forum Komunikasi Orang Bugis (FKOB). Hadir dalam kesempatan ini Ketua Umum FKOB, Ketua DPW FKOB Provinsi Kalimantan Barat, serta Ketua DPD FKOB Kabupaten Ketapang terpilih, H. Daeng Jaidan. Kehadiran para tokoh ini menambah nilai kehormatan dan makna dari acara yang sakral ini.
Bupati menyampaikan merasa terhormat dapat berada di tengah-tengah keluarga besar Bugis. Saya juga memiliki keluarga dari suku Bugis, bahwa kehahadiran sebagai kepala daerah jauh dari itu saya bagian dari keluarga besar Bugis di Kabupaten Ketapang, tuturnya.

Sebagai bentuk penghormatan Bupati mengenakan badik, terutama dalam kegiatan pencak silat dan momen adat seperti ini. Kalau orang lain membawa keris, beliau lebih memilih badik sebagai simbol jati diri dan penghargaan terhadap budaya. Dan insyaallah, besok akan mengenakan pakaian hitam dan badik, sebagai bentuk penghormatan terhadap acara dan semangat kebersamaan.
Dalam rangka acara resmi pengukuhan pengurus DPD FKOB Kabupaten Ketapang akan digelar besok, turut mengundang Forkopimda, sejumlah kepala badan dan dinas, tim relawan, serta perwakilan dari berbagai ketua paguyuban etnis yang ada di Kabupaten Ketapang. Hal ini dilakukan sebagai bentuk nyata bahwa Pendopo sebagai rumah bersama seluruh unsur budaya setara dan penghargaan yang adil, tanpa membedakan latar belakang suku dan adat istiadat.
Pelestarian budaya tidak cukup dalam bentuk dokumentasi, tapi harus hadir dalam ruang hidup masyarakat. Bupati berharap tradisi seperti Mattopang Badik dapat terus dilakukan di berbagai kampung dan komunitas, karena tradisi adalah jati diri, dan jati diri adalah kekuatan kita bersama.
Acara ditutup dengan doa dan prosesi penyucian pusaka badik secara khidmat dan penuh penghormatan oleh para tetua adat. Menjadi bukti bahwa Ketapang rumah bagi banyak suku, tanah subur bertumbuhnya nilai-nilai luhur bangsa. (ER)