Bupati resmi tutup Festival Pencak Silat Tradisional Tanjungpura 2025.

Kamis (14/8/2025)-Festival Pencak Silat Tradisional Tanjungpura Tahun 2025 dilaksanakan di Kampung Tanjung Pura Kecamatan Muara Pawan. Secara resmi di tutup Bupati Ketapang Alexander Wilyo, S.STP., M.Si sekaligus penyerahan piala juara kepada pemenang sebagai bentuk apresiasi atas prestasi diperoleh para peserta lomba. Para peserta berlaga secara sportivitas selama kompetisi berlangsung.
Saya bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa rangkaian festival berjalan aman dan lancar. Selamat para juara dan khususnya juara umum Festival Pencak Silat Tradisional berhasil merebut Piala Pendekar Wira Utama. Pesan saya peserta belum meraih gelar juara jangan berkecil hati, jadikan festival sebagai pengalaman, semangat, dan persaudaraan diantara pendekat. Jalinan persaudaraan di arena pertarungan sebagai bekal berharga untuk terus berlatih dalam meraih prestasi di masa mendatang.

 

Festival bukan hanya diisi pertandingan penca silat, berbagai lomba seni dan budaya seperti Busana Melayu Kreasi, Tari Melayu, Gendang Tari, Syair Gulung, Silat Kutemare, hingga Rebut Selendang. Semua kegiatan festival cerminan kekayaan tradisi harus terus kita lestarikan dan wariskan.

 

Seharusnya hari ini saya membuka Kejuaraan Tinju Amatir Dandim Cup di Citi Mall Ketapang. Rasa rindu Tanjungpura membuat saya memilih hadir di sini. Sebagai Bupati saya tetap mendukungan penuh pembinaan olahraga baik bela diri tradisional maupun modern. Sebagai sarana pembentukan karakter dan prestasi anak bangsa khususnya masyarakat Kabupaten Ketapang.

 

Perlu saya sampaikan penyempurnaan beberapa proyek strategis bersumber dari APBD Kabupaten Ketapang tahun 2025 tetap berjalan meski Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pusat ditiadakan. Peningkatan Jalan Sei Awan-Tanjungpura senilai Rp 3 miliar terus dikerjakan. Pelang-Sei Kepuluk penangannya dilakukan secara gotong royong, melalui APBD dan CSR perusahaan. Konstruksi menggunakan tiang pancang (mini pile), Jalan Sei Kepuluk-Batu Tajam diaspal mengguankan anggaran Rp13 miliar. Khusus Danau Mensubuk jalannya sering terendam air pasang, dibangun dengan konstruksi tiang pancang (mimi pile) seperti Jalan Pelang.

 

Proyek besar lainnya seperti pembangunan Jembatan Pawan 6 dianggarkan Rp19 miliar. Peningkatan Jalan Sei Awan-Tanjung Pasar senilai Rp1,4 miliar dan pemeliharaan Jalan Ulak Madang-Tanah Merah di beberapa titik (spot-spot) terus dipercepat. Jalan Kepuluk-Batu Tajam selama ini menjadi jalur vital telah mulai diaspal. Banyak pekerjaan infrastruktur sebenarnya sudah berjalan hanya belum terekspose.

 

Saya mengimbau kepada kepala desa memaksimalkan dana desa untuk memenuhi kebutuhan kecil di wilayah masing-masing. Tanpa harus selalu mengajukan bantuan ke pemerintah kabupaten.

 

Besok pagi Jumat (15/8/2025) kita melaksanakan gotong royong bersama, secara serentak di seluruh wilayah Ketapang. Sebagai wujud peduli lingkungan, cinta kemerdekaan melalui kegiatan positif bermanfaat bagi masyarakat.
Ketapang rumah besar bersama, tempat kita tumbuh, berkarya, dan saling menjaga. Di rumah ini kita menyatu sebagai keluarga memikul tanggung jawab untuk merawat, membangun, dan mengisinya dengan kebaikan. Saya mengajak di rumah besar ini, mari kita jaga dan rawat dengan hati tulus dan ikhlas. Demi persatuan dan kesatuan ditengah kemajemukan masyarakat Ketapang melahirkan kerja nyata untuk generasi akan datang. (ER)

Berita Terkait

Berita Terbaru